Senin, 14 November 2011

cuma guyonan

Bom meledak lagi, meledak sana-sini. Polisi cuma bisa menyelidiki, dan rakyat cuma bisa mencari-cari : latar belakang, maksud dan tujuan dari Bom yang meledak sana-sini.

Bom meledak lagi, kali ini di gereja Bethel Kepunton, Solo. Bom bunuh diri dilakukan oleh Y. Latar belakang pelaku masih dicari-cari. Maksudnya untuk menerbarkan terror, tujuannya adalah surga.

Menurut berita yang disiarkan, pelaku sempat makan di warteg dan mampir ke warnet. Entah apa yang mengilhami si Y untuk melakukan aksi nekat tersebut. Menurut keterangan pak Polisi, nama Y sudah ada dalam daftar jaringan teroris. Tapi ya yang namanya teroris, mereka punya seribu jalan untuk menghindari penangkapan. Atau, memang polisinya kesiangan?

Biarlah jajaran kepolisian mengusut-usut asal muasal bagaimana bisa si Y melakukan aksi nekat bin jihad itu. Ada baiknya kita telusuri pedalaman seorang Y yang begitu murahnya mempersembahkan diri untuk menebar terror dan menyebarkan kegaduhan di kota solo yang adem tenteram dengan keberagaman agamanya.

Menengok bom bunuh diri, di Indonesia ini, tidak bisa lepas dari nama Imam Samudera dan Amrozy Cs. Dua nama tersebut beserta kroni-kroninya adalah oknum yang memopulerkan kata Jihad Fisabilillah. Pertanyaannya adalah apakah si Y benar-benar ‘diracuni’ paradigma Jihad Fisabilillah menurut pemahaman ekstrimis?

Memang benar, semua ayat yang dikutip dalam mencuci otak seseorang untuk melakukan jihad sangatlah meyakinkan. Kalau kita baca (dan kita potong seenaknya) surat At-Taubah:5, dengan sangat sadis akan kita baca seruan yang demikian

“… bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka.”

Kalau tidak seksama kita cermati, bila ada seorang ustadz atau kyai atau guru ngaji atau siapapun dia yang menyebarkan potongan ayat, ada baiknya kita sudah pernah membaca ayat tersebut sebelumnya. Ini lengkapnya :

“Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di ana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan bagi mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Pemahaman ayat ini menurut Nasir Abas, mantan anggota Jamaah Islamiyah dalam bukunya “Membongkar Jamaah Islamiyyah” adalah sebagai berikut :

Ayat ini diturunkan di Madinah (ayat Madaniyyah)

Ayat 5 surat At-Taubah berhubungan dengan ayat sebelumnya (At-Taubah:4) dan sesudahnya (At-Taubah:6) tentang orang-orang musyrikin yang melanggar perjanjian damai dan orang yang setiap dengan perjanjian damai.

Orang-orang musyrik yang tetap setia dengan perjanjian damai dan tidak memabntu orang-orang yang memusuhi kaum muslimin, maka tidak boleh diperangi dan tidak boleh dibunuh.

Nah, Jangan sampai kalian membenci kue ulang tahun karena ada lilin yang kalau dimakan rasanya tidak enak, dan bisa mematikan. Padahal lilin dalam kue ulang tahun hanya sebagai hiasan, dan ada sesuatu yang lebih enak yaitu kue itu sendiri untuk dimakan. Dan lebih luas lagi, kue yang enak itu bisa kita bagi kepada teman-teman yang hadir dalam acara ulang tahun.

Jauh sudah melebar dari jihad sampai ke kue ulang tahun, kembalikan fokusnya ke si Y yang sekarang sudah mendapat gelar terakhir di dunia yaitu alm. Pertanyaannya : Adakah kiranya ia seorang ekstrimis? Atau lebih ngawur lagi adakah kiranya almarhum adalah seorang muslim? Atau lebih ngaco lagi adakah kiranya almarhum seorang yang waras?

Seorang ekstrimis akan fasih dalam berargumen, seorang ekstrimis akan mengenyampingkan logika dan mengutamakan niat. Bila sudah ada niat, sudah jangan dipikirkan apa yang akan didapat kecuali satu. SURGA.

Tapi hey tapi, apa motif dibalik pengeboman gereja Kepunton Solo tersebut? Apakah sekarang para ekstrimis menyerang lingkup yang lebih kecil dan lebih frontal? Kalau kita lihat ke belakang, Amrozy Cs, mengeneralisakan Amerika sebagai pihak yang kafir. Dan orang bule sebagai pengganggu Iman islam di Indonesia. Jelas itu adalah keblinger, untuk orang-orang yang waras. Bererapa sependapat bahwa Amrozy sedang guyon.

Oleh karena beberapa orang sependapat, konon katanya ada beberapa pihak yang berotak menggunakan jalan yang sudah dibuka oleh Amrozy dengan lebih pintar. Kaum musyrikin dipersempit, orang-orang bule itu memang tidak Islam, tapi bukankah adalah yang lebih dekat bila hanya mencari-cari orang yang bukan islam?

Akhirnya orang-orang pintar ini menghidupkan kembali jaringan-jaringan yang mati dengan merekrut orang-orang yang kagum dengan para ekstrimis. Sebut saja Osama bin Laden, Imam Samudera, dan Amrozy. Kemudian menggunakan mereka untuk aksi terror dengan alih-alih yang sama yaitu Jihad Fisabilillah tapi dengan tujuan yang berbeda. Apa itu? Memecah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Siapa orang-orang pintar itu? Orang-orang pintar itu siapa?

Wallahualam. Tiba-tiba saja terdengar angin yang berbisik : “Cari sendiri, jangan berharap pada kepolisian dan intel.”

Maka dari itu, dari pemaparan di atas (ini kayak nulis tugas akhir dah?) ada baiknya teman-teman semua memahami guyonan Amrozy Cs mengenai Jihad Fisabilillah. Informasi tambahannya : Tidak seperti surat-surat lainnya di dalam Al-Qur’an, surat At-Taubah tidak diawali dengan lafazh perdamaian dan cinta kasih Allah SWT yaitu Basmalah, karena surat ini berisikan tentang pernyataan perang total, dalam artian segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi kaum musyrikin.

Kurang lebihnya agak menyeramkan untuk membaca surat ini, bagi saya pribadi lho. Tidak heran bila banyak terjadi kontroversi seperti yang dibawa oleh Amrozy Cs untuk mencuci otak para pengantin bom bunuh diri.

Selebihnya, saya takut salah tafsir dan malah nanti dikiranya saya ekstrimis. Ada baiknya kita menerima perbedaan sebagai sesuatu yang serius, bukan sebagai guyon. Karena sesungguhnya lakon guyon hanyalah untuk orang-orang yang asik. Bukan yang fasik.

Sabtu, 23 Juli 2011

Pion di Papan Catur Kehidupan Kalian

Kemarin saya hidup sebagai saya, sekarang saya hidup sebagai siapa? Saya tidak tahu. Inginnya sih tetap menjadi saya, tapi bagaimana kalau kejadiannya begini -- Saya bertemu dengan seorang teman lama dan dia menyatakan demikian : Eh, udah lama enggak ketemu, banyak berubah ya kamu. Udah enggak kayak dlu.

Nah kalau sudah seperti itu, apa saya masih diberikan kesempatan untuk menghendaki diri saya yang sekarang tetap akan permanen sampai kapan pun? Mungkinkah saya yang sekarang akan tetap menjadi saya yang mereka kira dan pikir? Saya pun tidak tahu seperti apa saya ini. Ketika saya bilang saya adalah orang pendiam, besok bila kalian ajak saya pergi ke suatu tempat mungkin saya akan bertanya sana sini dengan percaya diri. Atau sekarang saat saya bersalaman dengan orang lain yang dikenalkan oleh teman saya yang belum pernah saya kenal dan berkata kepadanya : “Namanya siapa? ----- wah nama yang sangat bagus. Tinggal dimana? ------- sibuk apa? Kuliah atau kerja?” –secara garis besar ramah tamah kepada orang yang belum saya kenal. Mungkin besok saya hanya akan diam dan tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap temannya teman saya yang lain.

Nah, sampai saat ini saya masih bingung dengan saya yang sekarang, kemarin, dan besok. Apa betul kehidupan itu terus maju? Betul sekali waktu selamanya berjalan maju dengan konstan, terus lurus, santa. dan tidak pernah galat. Tidak pernah terhenti, itu kenapa mesin waktu menjadi hal yang hampir mustahil untuk direalisasikan.

Mesin waktu, waktu, waktu, waktu. Suatu hari akan ada sebuah mesin yang bisa memanipulasi waktu. Mungkinkah? Atau mesin waktu hanya sebatas wacana dan hanya bisa untuk di film-kan. Atau dari sebuah film akan menjadi sebuah referensi untuk para ilmuwan ngaco untuk membuatnya menjadi nyata. Ah, masa bodoh. Kalau pun ada untuk apa? Menghapus rekam jejak kejahatan? Menghapus rekam jejak kepiluan? atau untuk merubah nasib masing-masing maanusia untuk menjadi lebih baik? ah.. takutnya nanti akan ada demo dari masyarakat berpeci dan gamis di negeri ini, dengan meneriakan “Musyrik!!!!” kenapa musyrik? Ya karena takdir adalah wewenang-Nya. Seperti kata ibu saya yang arif bijaksana “Jalan hidup itu sudah ada yang menentukan, Dialah Yang Maha Esa,” Sambil menunjuk ke atas.

Haiah, persetan dengan mesin waktu. persetan dengan mereka yang mengira mencipta sesuatu sebagai kemusyrikan. Persetan dengan takdir, persetan dengan apa yang sudah ditentukan. Toh, saat ini saya masih menjalani ‘jalan yang sudah ditentukan’ itu sebagai pion, sebagai makhluk yang diciptakan untuk berjalan selangkah demi selangkah dan lurus-lurus saja. Tidak boleh serong, tidak boleh melangkahi yang lain, dan tidak boleh berjalan sesukanya. Kalau saya pion, ya saya harus tetap maju, maju, maju, dan maju. Entah langkah yang ada dibelakang diisi apa dan siapa, entah dibelakang saya melakukan apa. Toh saya tidak bisa kembali ke belakang. Ah, meyedihkan sekali pion.

Loh kok menyedihkan ? apa saya menyedihkan???

Apa pion selalu dipertanyakan perubahannya? Karena setahu saya, kemana pun pion melangkah maju, ia tetap menjadi pion yang akan menjadi sesuatu ketika ia sampai di tampat yang ‘sudah ditentukan’. Pion bisa menjadi Raja, Ratu, Benteng, Menteri, atau pun kuda. Lalu siapa yang menyedihkan? Bebas melangkah namun tetap menjadi itu-itu saja? Atau selangkah demi selangkah maju, namun bayarannya adalah kita bisa memilih untuk menjadi apa saja?

Ya, barangkali sekarang saya memang pion. Pion bagi mereka yang mengenal saya, dan suatu saat, ketika saya bertemu lagi atau saat orang itu mengatakan bahwa saya berbeda, mungkin saat itu saya sudah sampai pada satu tempat di papan catur kehidupannya. Jelas beda, karena mungkin saat itu saya sudah menjadi benteng, kuda, menteri, ratu, atau raja.

Kemarin saya hidup sebagai saya, sekarang saya hidup sebagai saya, besok saya hidup sebagai saya. Sebagai pion, di setiap catur kehidupan orang-orang yang saya kenal. Saya bisa menjadi benteng, kuda, menteri, ratu, atau raja. Semua mereka yang menentukan. Besok, ketika seorang teman lama bertemu lagi dengan saya dan mengatakan “Eh, udah lama enggak ketemu, banyak berubah ya kamu. Udah enggak kayak dlu.” Saya akan balik bertanya : “Jadi apa pion ini di papan catur kehidupanmu sekarang ?

Kamis, 07 April 2011

Kerajaan Zeus

Dan di atas awan pasti tidak ada hujan..

Langit yang biru mengingatkanku pada lautan. Sempat berpikir bahwa bumi ini di isi dengan sesuatu yang seimbang. Meski aku tidak tahu pasti, tapi itu nyata. Di permukaan kita memiliki sungai dan lautan, di itu semua kita memiliki awan yang turunkan hujan. Meski mereka saling jauh berjarak, namun mereka saling bertautan.

Matahari adalah raja yang membuat mereka bahagia hidup bersama. Dengan angin sebagai kendaraannya, lautan dan awan membentuk hujan yang menyejukkan. Meski sesekali angin,si pesuruh itu, bertiup keterlaluan. Menyapu atap rumah dan pepohonan. Orang-orang bilang itu adalah badai. Mungkin angin bosan mengantar hujan.

Dan di atas awan pasti tidak ada hujan.

Aku ingin pergi ke sana, pastinya tidak dengan angin sebagai kendaraannya. Aku ingin pergi ke sana dengan sayap. Aku ingin terbang. Menyapa burung elang, dan burung gereja. Aku ingin seperti mereka. Melintasi angkasa tanpa harus memedulikan lampu merah. Cukup melaju tanpa harus berhenti. Meski ada satu hal yang harus aku hindari : Menabrak pesawat terbang.
Aku ingin bertemu dengan Zeus. Tapi aku tidak tahu di mana letak kerajaannya. Sesekali aku ingin bermain petir bersamanya. Mungkin juga aku akan bertemu dengan Hercules anak Zeus, tapi apa Hercules ada di sana? Atau dia lebih senang menjadi manusia? Ah, kalau hal terakhir yang ia pilih betapa bodohnya dia? Aku saja ingin pergi ke kerajaan di atas awan.

Aku ingin ke kerajaan Zeus, bagaimana pun caranya aku harus!
Tapi pasti Ibu akan melarangku. “Anton! Kamu menuruti ibu!” aku benci kata-kata itu. Kenapa setiap anak harus menuruti kata-kata ibunya?

Ibu selalu melarangku. Setiap kali aku melakukan sesuatu, setiap kali itu pula pasti ia melarangku. Aku tidak mengerti kenapa seperti itu. Ibu hanya suka melihat anak-anaknya belajar. Dua kakakku, Joseline dan Christine, adalah dua remaja kutu buku. Dan aku benci mereka. Tapi celakanya ibu selalu mengatakan : “Kau harus contoh mereka.”

Aku benci belajar! Aku benci matematika! Dan lebih benci lagi pada Bu Rosemary guru matematikaku! Aku benci sekolah. Aku ingin ke kerajaan Zeus! Aku benci hujan, seperti ibu membenciku bila ku menggambar awan di dinding kamarku. : Kamu boleh melihat awan di luar sana, tapi tidak di kamarmu, Anton!

Dan di atas awan pasti tidak ada hujan. Pasti akan lebih menyenangkan.