Senin, 14 November 2011

cuma guyonan

Bom meledak lagi, meledak sana-sini. Polisi cuma bisa menyelidiki, dan rakyat cuma bisa mencari-cari : latar belakang, maksud dan tujuan dari Bom yang meledak sana-sini.

Bom meledak lagi, kali ini di gereja Bethel Kepunton, Solo. Bom bunuh diri dilakukan oleh Y. Latar belakang pelaku masih dicari-cari. Maksudnya untuk menerbarkan terror, tujuannya adalah surga.

Menurut berita yang disiarkan, pelaku sempat makan di warteg dan mampir ke warnet. Entah apa yang mengilhami si Y untuk melakukan aksi nekat tersebut. Menurut keterangan pak Polisi, nama Y sudah ada dalam daftar jaringan teroris. Tapi ya yang namanya teroris, mereka punya seribu jalan untuk menghindari penangkapan. Atau, memang polisinya kesiangan?

Biarlah jajaran kepolisian mengusut-usut asal muasal bagaimana bisa si Y melakukan aksi nekat bin jihad itu. Ada baiknya kita telusuri pedalaman seorang Y yang begitu murahnya mempersembahkan diri untuk menebar terror dan menyebarkan kegaduhan di kota solo yang adem tenteram dengan keberagaman agamanya.

Menengok bom bunuh diri, di Indonesia ini, tidak bisa lepas dari nama Imam Samudera dan Amrozy Cs. Dua nama tersebut beserta kroni-kroninya adalah oknum yang memopulerkan kata Jihad Fisabilillah. Pertanyaannya adalah apakah si Y benar-benar ‘diracuni’ paradigma Jihad Fisabilillah menurut pemahaman ekstrimis?

Memang benar, semua ayat yang dikutip dalam mencuci otak seseorang untuk melakukan jihad sangatlah meyakinkan. Kalau kita baca (dan kita potong seenaknya) surat At-Taubah:5, dengan sangat sadis akan kita baca seruan yang demikian

“… bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka.”

Kalau tidak seksama kita cermati, bila ada seorang ustadz atau kyai atau guru ngaji atau siapapun dia yang menyebarkan potongan ayat, ada baiknya kita sudah pernah membaca ayat tersebut sebelumnya. Ini lengkapnya :

“Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di ana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan bagi mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Pemahaman ayat ini menurut Nasir Abas, mantan anggota Jamaah Islamiyah dalam bukunya “Membongkar Jamaah Islamiyyah” adalah sebagai berikut :

Ayat ini diturunkan di Madinah (ayat Madaniyyah)

Ayat 5 surat At-Taubah berhubungan dengan ayat sebelumnya (At-Taubah:4) dan sesudahnya (At-Taubah:6) tentang orang-orang musyrikin yang melanggar perjanjian damai dan orang yang setiap dengan perjanjian damai.

Orang-orang musyrik yang tetap setia dengan perjanjian damai dan tidak memabntu orang-orang yang memusuhi kaum muslimin, maka tidak boleh diperangi dan tidak boleh dibunuh.

Nah, Jangan sampai kalian membenci kue ulang tahun karena ada lilin yang kalau dimakan rasanya tidak enak, dan bisa mematikan. Padahal lilin dalam kue ulang tahun hanya sebagai hiasan, dan ada sesuatu yang lebih enak yaitu kue itu sendiri untuk dimakan. Dan lebih luas lagi, kue yang enak itu bisa kita bagi kepada teman-teman yang hadir dalam acara ulang tahun.

Jauh sudah melebar dari jihad sampai ke kue ulang tahun, kembalikan fokusnya ke si Y yang sekarang sudah mendapat gelar terakhir di dunia yaitu alm. Pertanyaannya : Adakah kiranya ia seorang ekstrimis? Atau lebih ngawur lagi adakah kiranya almarhum adalah seorang muslim? Atau lebih ngaco lagi adakah kiranya almarhum seorang yang waras?

Seorang ekstrimis akan fasih dalam berargumen, seorang ekstrimis akan mengenyampingkan logika dan mengutamakan niat. Bila sudah ada niat, sudah jangan dipikirkan apa yang akan didapat kecuali satu. SURGA.

Tapi hey tapi, apa motif dibalik pengeboman gereja Kepunton Solo tersebut? Apakah sekarang para ekstrimis menyerang lingkup yang lebih kecil dan lebih frontal? Kalau kita lihat ke belakang, Amrozy Cs, mengeneralisakan Amerika sebagai pihak yang kafir. Dan orang bule sebagai pengganggu Iman islam di Indonesia. Jelas itu adalah keblinger, untuk orang-orang yang waras. Bererapa sependapat bahwa Amrozy sedang guyon.

Oleh karena beberapa orang sependapat, konon katanya ada beberapa pihak yang berotak menggunakan jalan yang sudah dibuka oleh Amrozy dengan lebih pintar. Kaum musyrikin dipersempit, orang-orang bule itu memang tidak Islam, tapi bukankah adalah yang lebih dekat bila hanya mencari-cari orang yang bukan islam?

Akhirnya orang-orang pintar ini menghidupkan kembali jaringan-jaringan yang mati dengan merekrut orang-orang yang kagum dengan para ekstrimis. Sebut saja Osama bin Laden, Imam Samudera, dan Amrozy. Kemudian menggunakan mereka untuk aksi terror dengan alih-alih yang sama yaitu Jihad Fisabilillah tapi dengan tujuan yang berbeda. Apa itu? Memecah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Siapa orang-orang pintar itu? Orang-orang pintar itu siapa?

Wallahualam. Tiba-tiba saja terdengar angin yang berbisik : “Cari sendiri, jangan berharap pada kepolisian dan intel.”

Maka dari itu, dari pemaparan di atas (ini kayak nulis tugas akhir dah?) ada baiknya teman-teman semua memahami guyonan Amrozy Cs mengenai Jihad Fisabilillah. Informasi tambahannya : Tidak seperti surat-surat lainnya di dalam Al-Qur’an, surat At-Taubah tidak diawali dengan lafazh perdamaian dan cinta kasih Allah SWT yaitu Basmalah, karena surat ini berisikan tentang pernyataan perang total, dalam artian segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi kaum musyrikin.

Kurang lebihnya agak menyeramkan untuk membaca surat ini, bagi saya pribadi lho. Tidak heran bila banyak terjadi kontroversi seperti yang dibawa oleh Amrozy Cs untuk mencuci otak para pengantin bom bunuh diri.

Selebihnya, saya takut salah tafsir dan malah nanti dikiranya saya ekstrimis. Ada baiknya kita menerima perbedaan sebagai sesuatu yang serius, bukan sebagai guyon. Karena sesungguhnya lakon guyon hanyalah untuk orang-orang yang asik. Bukan yang fasik.

Sabtu, 23 Juli 2011

Pion di Papan Catur Kehidupan Kalian

Kemarin saya hidup sebagai saya, sekarang saya hidup sebagai siapa? Saya tidak tahu. Inginnya sih tetap menjadi saya, tapi bagaimana kalau kejadiannya begini -- Saya bertemu dengan seorang teman lama dan dia menyatakan demikian : Eh, udah lama enggak ketemu, banyak berubah ya kamu. Udah enggak kayak dlu.

Nah kalau sudah seperti itu, apa saya masih diberikan kesempatan untuk menghendaki diri saya yang sekarang tetap akan permanen sampai kapan pun? Mungkinkah saya yang sekarang akan tetap menjadi saya yang mereka kira dan pikir? Saya pun tidak tahu seperti apa saya ini. Ketika saya bilang saya adalah orang pendiam, besok bila kalian ajak saya pergi ke suatu tempat mungkin saya akan bertanya sana sini dengan percaya diri. Atau sekarang saat saya bersalaman dengan orang lain yang dikenalkan oleh teman saya yang belum pernah saya kenal dan berkata kepadanya : “Namanya siapa? ----- wah nama yang sangat bagus. Tinggal dimana? ------- sibuk apa? Kuliah atau kerja?” –secara garis besar ramah tamah kepada orang yang belum saya kenal. Mungkin besok saya hanya akan diam dan tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap temannya teman saya yang lain.

Nah, sampai saat ini saya masih bingung dengan saya yang sekarang, kemarin, dan besok. Apa betul kehidupan itu terus maju? Betul sekali waktu selamanya berjalan maju dengan konstan, terus lurus, santa. dan tidak pernah galat. Tidak pernah terhenti, itu kenapa mesin waktu menjadi hal yang hampir mustahil untuk direalisasikan.

Mesin waktu, waktu, waktu, waktu. Suatu hari akan ada sebuah mesin yang bisa memanipulasi waktu. Mungkinkah? Atau mesin waktu hanya sebatas wacana dan hanya bisa untuk di film-kan. Atau dari sebuah film akan menjadi sebuah referensi untuk para ilmuwan ngaco untuk membuatnya menjadi nyata. Ah, masa bodoh. Kalau pun ada untuk apa? Menghapus rekam jejak kejahatan? Menghapus rekam jejak kepiluan? atau untuk merubah nasib masing-masing maanusia untuk menjadi lebih baik? ah.. takutnya nanti akan ada demo dari masyarakat berpeci dan gamis di negeri ini, dengan meneriakan “Musyrik!!!!” kenapa musyrik? Ya karena takdir adalah wewenang-Nya. Seperti kata ibu saya yang arif bijaksana “Jalan hidup itu sudah ada yang menentukan, Dialah Yang Maha Esa,” Sambil menunjuk ke atas.

Haiah, persetan dengan mesin waktu. persetan dengan mereka yang mengira mencipta sesuatu sebagai kemusyrikan. Persetan dengan takdir, persetan dengan apa yang sudah ditentukan. Toh, saat ini saya masih menjalani ‘jalan yang sudah ditentukan’ itu sebagai pion, sebagai makhluk yang diciptakan untuk berjalan selangkah demi selangkah dan lurus-lurus saja. Tidak boleh serong, tidak boleh melangkahi yang lain, dan tidak boleh berjalan sesukanya. Kalau saya pion, ya saya harus tetap maju, maju, maju, dan maju. Entah langkah yang ada dibelakang diisi apa dan siapa, entah dibelakang saya melakukan apa. Toh saya tidak bisa kembali ke belakang. Ah, meyedihkan sekali pion.

Loh kok menyedihkan ? apa saya menyedihkan???

Apa pion selalu dipertanyakan perubahannya? Karena setahu saya, kemana pun pion melangkah maju, ia tetap menjadi pion yang akan menjadi sesuatu ketika ia sampai di tampat yang ‘sudah ditentukan’. Pion bisa menjadi Raja, Ratu, Benteng, Menteri, atau pun kuda. Lalu siapa yang menyedihkan? Bebas melangkah namun tetap menjadi itu-itu saja? Atau selangkah demi selangkah maju, namun bayarannya adalah kita bisa memilih untuk menjadi apa saja?

Ya, barangkali sekarang saya memang pion. Pion bagi mereka yang mengenal saya, dan suatu saat, ketika saya bertemu lagi atau saat orang itu mengatakan bahwa saya berbeda, mungkin saat itu saya sudah sampai pada satu tempat di papan catur kehidupannya. Jelas beda, karena mungkin saat itu saya sudah menjadi benteng, kuda, menteri, ratu, atau raja.

Kemarin saya hidup sebagai saya, sekarang saya hidup sebagai saya, besok saya hidup sebagai saya. Sebagai pion, di setiap catur kehidupan orang-orang yang saya kenal. Saya bisa menjadi benteng, kuda, menteri, ratu, atau raja. Semua mereka yang menentukan. Besok, ketika seorang teman lama bertemu lagi dengan saya dan mengatakan “Eh, udah lama enggak ketemu, banyak berubah ya kamu. Udah enggak kayak dlu.” Saya akan balik bertanya : “Jadi apa pion ini di papan catur kehidupanmu sekarang ?

Kamis, 07 April 2011

Kerajaan Zeus

Dan di atas awan pasti tidak ada hujan..

Langit yang biru mengingatkanku pada lautan. Sempat berpikir bahwa bumi ini di isi dengan sesuatu yang seimbang. Meski aku tidak tahu pasti, tapi itu nyata. Di permukaan kita memiliki sungai dan lautan, di itu semua kita memiliki awan yang turunkan hujan. Meski mereka saling jauh berjarak, namun mereka saling bertautan.

Matahari adalah raja yang membuat mereka bahagia hidup bersama. Dengan angin sebagai kendaraannya, lautan dan awan membentuk hujan yang menyejukkan. Meski sesekali angin,si pesuruh itu, bertiup keterlaluan. Menyapu atap rumah dan pepohonan. Orang-orang bilang itu adalah badai. Mungkin angin bosan mengantar hujan.

Dan di atas awan pasti tidak ada hujan.

Aku ingin pergi ke sana, pastinya tidak dengan angin sebagai kendaraannya. Aku ingin pergi ke sana dengan sayap. Aku ingin terbang. Menyapa burung elang, dan burung gereja. Aku ingin seperti mereka. Melintasi angkasa tanpa harus memedulikan lampu merah. Cukup melaju tanpa harus berhenti. Meski ada satu hal yang harus aku hindari : Menabrak pesawat terbang.
Aku ingin bertemu dengan Zeus. Tapi aku tidak tahu di mana letak kerajaannya. Sesekali aku ingin bermain petir bersamanya. Mungkin juga aku akan bertemu dengan Hercules anak Zeus, tapi apa Hercules ada di sana? Atau dia lebih senang menjadi manusia? Ah, kalau hal terakhir yang ia pilih betapa bodohnya dia? Aku saja ingin pergi ke kerajaan di atas awan.

Aku ingin ke kerajaan Zeus, bagaimana pun caranya aku harus!
Tapi pasti Ibu akan melarangku. “Anton! Kamu menuruti ibu!” aku benci kata-kata itu. Kenapa setiap anak harus menuruti kata-kata ibunya?

Ibu selalu melarangku. Setiap kali aku melakukan sesuatu, setiap kali itu pula pasti ia melarangku. Aku tidak mengerti kenapa seperti itu. Ibu hanya suka melihat anak-anaknya belajar. Dua kakakku, Joseline dan Christine, adalah dua remaja kutu buku. Dan aku benci mereka. Tapi celakanya ibu selalu mengatakan : “Kau harus contoh mereka.”

Aku benci belajar! Aku benci matematika! Dan lebih benci lagi pada Bu Rosemary guru matematikaku! Aku benci sekolah. Aku ingin ke kerajaan Zeus! Aku benci hujan, seperti ibu membenciku bila ku menggambar awan di dinding kamarku. : Kamu boleh melihat awan di luar sana, tapi tidak di kamarmu, Anton!

Dan di atas awan pasti tidak ada hujan. Pasti akan lebih menyenangkan.

Selasa, 09 November 2010

abortion

Hi Mommy!

I am only 3/4 of an inch long,

But I have all my organs.

I love the sound of your voice.

Every time I hear it,

I wave my arms and legs.

The sound of your heart beat

Is my favorite lullaby.



Month Two.



Mommy,

Today I learned how to suck my thumb.

If you could see me

You could definitely tell that I am a baby.

I’m not big enough to survive outside my home though.

It is so nice and warm in here.



Month Three.



You know what Mommy,

I’m a boy!

I hope that makes you happy.

I always want you to be happy.

I don’t like it when you cry.

You sound so sad.

It makes me sad too,

And I cry with you even though

You can’t hear me.



Month Four.



Mommy,

My hair is starting to grow.

It is very short and fine

But I will have a lot of it.

I spend a lot of my time exercising.

I can turn my head and curl my fingers and toes

And stretch my arms and legs.

I am becoming quite good at it too.



Month Five.



You went to the doctor today.

Mommy, he lied to you.

He said that I’m not a baby.

I am a baby, Mommy, your baby.

I think and feel.

Mommy, what’s abortion?



Month Six.



I can hear that doctor again.

I don’t like him.

He seems cold and heartless.

Something is intruding my home.

The doctor called it a needle.

Mommy what is it? It burns!

Please make him stop!

I can’t get away from it!

Mommy! Help me!



Month Seven.



Mommy,

I am okay.

I am in God’s arms.

He is holding me.

He told me about abortion.

Why didn’t you want me, Mommy?



Every abortion is just…



One more heart that was stopped.

Two more eyes that will never see.

Two more hands that will never touch.

Two more legs that will never run.

One more mouth that will never speak.

Sabtu, 12 September 2009

Takut

Saat kita tumbuh bersama dan terbang di dalam indahnya masa anak-anak, pernahkah kamu menyangka bahwa kita akan menjadi dua orang yang saling menyintai? Sampai saat ini aku masih berpikir bahwa apa sebenarnya cinta yang kita rasakan ini karena memang kita sering menjalani waktu bersama? Atau cinta ini muncul seiring dengan kedewasaan?
Aku ingat dulu saat aku tidak ada kamu sering merenung sendirian di atas bangku di bawah pohon jambu air di samping rumahku. Sesaat setelah aku tiba dari mana saja (biasanya bermobil dengan keluargaku ke rumah nenekku) sesaat itu pula kamu tersenyum dan kembali ceria. Dapatkah itu kuartikan cinta darimu untukku?
Dan saat kamu tidak ada, aku pun begitu. Aku selalu termenung menunggumu di tempatmu menungguku. Sesaat senyumku menghias bila kau datang mengajakku bermain di lapangan samping rumah Pak RT Hasan. Cerita kita begitu indah saat kecil dulu, adapun pertengkaran kecil saat dulu adalah saat kita berbeda pendapat mengenai ayam dan telur.

“Ayam!” Teriakmu,
“telur!” Balasmu tak kalah keras teriakannya.
“Ayam!” Aku tak mau kalah.
“Telur!” Kamu tetap keras kepala.

Sahut-sahutan ayam dan telur terus kita lakukan hingga akhirnya kamu kalah dalam tangis. Aku tidak tahu kenapa saat itu kamu menangis, lalu kau berlari menuju rumahmu. Seperti apa yang dilakukan anak-anak, mereka mengadu kepada orang tuanya. Akhirnya orang tuamu dan orang tuaku saling berunding. Ibumu dan Ibuku, mereka berdua tertawa. Karena memang tidak ada yang tahu awal mula telur dan ayam.
Aku yang sudah suka menulis saat itu menulis seperti ini pada catatan kecilku,

Aku percaya bahwa yang lebih dulu ada adalah ayam! Karena ayam yang mengeluarkan telur! Bagaimana bisa telur ada kalau tidak ada ayam?
Dasar anak aneh!

Kita saling diam setelah pertengkaran itu,.bangku panjang di bawah pohon jambu di samping rumahku tak lagi berpenghuni. Karena memang tidak ada anak-anak lain yang bermain di sana. Sesekali aku hanya melongok ke arah rumahmu dari jendela kamar ibuku. Tapi kamu tidak tampak sama sekali terlihat olehku. Setelah satu minggu kita saling diam, aku memberanikan diri untuk duduk di tempat yang biasa kita gunakan untuk menunggu.
Lama ku menunggu akhirnya kamu datang. Tanpa memandangku (aku tahu itu karena aku memandangimu terus saat kamu mendekat ke arahku) kamu mengambil duduk di sampingku. Dengan tatapan yang terus mengarah ke wajahmu, aku menunggu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya. Aku takut untuk tersenyum saat itu, saat itu kupikir aku akan kehilangan seorang teman yang baik yang selalu menemaniku, saat itu pula aku ingin meminta maaf kepadamu, namun seperti kehilangan kekuatan aku sama sekali tidak mengatakan apa-apa kepadamu.

“Kata mamah, ayam duluan yang ada,. aku mau minta maaf,” Ucapmu kepadaku.
Sesungguhnya aku malu untuk menceritakan hal ini, itu semua karena aku membiarkanmu meminta maaf lebih dahulu untuk sesuatu yang tak jelas kesalahan siapa! Tapi setidaknya aku memakluminya karena saat itu aku memang masih kecil. Belum dewasa.
Namun kemudian aku tersenyum bingung mendengar ucapanmu karena sebelumnya ibuku bilang kepadaku bahwa yang ada terlebih dahulu adalah telur, dan saat aku duduk di sana sebenarnya akulah yang seharusnya meminta maaf. Tetapi hal tersebut aku urungkan untuk kulakukan karena kamu telah meminta maaf lebih dahulu.
“aku juga mau minta maaf udah bikin kamu nangis,” Ucapku singkat tanpa memberitahukanmu perihal ayam dan telur yang dijelaskan Ibuku.
“iya, aku emang cengeng,” Ucapmu polos.

Entah kenapa aku merasa aneh saat melihatmu menangis saat itu, seakan aku akan kehilangan kebahagiaan seorang teman yang telah banyak membuatku bahagia. Dan di tempat itu, aku memintamu untuk berjanji padaku bahwa kamu tidak akan pernah menangis lagi. Kamu membalasnya dengan senyuman terindah yang pernah kulihat selama kita saling kenal.
Saat itu, dua jari kelingking kita saling berkait, menandakan kamu berjanji tidak akan menangis lagi dan aku berjanji di dalam hatiku tidak akan akan membuatmu menangis lagi. Meski janji itu akhirnya patah karena aku yang kembali membuatmu menangis. Meski tangisan itu tidak berarti kamu akan meninggalkanku seseorang yang telah kau buat bahagia, namun setiap kali kamu menangis, setiap kali itu pula aku merasa takut untuk kehilangan kebahagiaanmu, kebahagiaan seseorang yang telah membuatku merasa begitu bahagia.

mimpi seorang pengarang

Ini adalah sepenggal mimpi dari pengarangnya :

Semburat cahaya jingga memayungi hati yang gelisah.
Kegelisahan itu adalah tentang ketidak setaraan, tentang berbedanya hidup antara diri dan nya.

Masa lalunya adalah sebuah kehidupan yang penuh kehebatan.
Adalah kehidupan yang penuh kenikmatan. Arti hidup dari mereka yang bahagia dan berusaha membahagiakan orang lain.
Sementara masa lalu diri ini adalah sebuah kehidupan yang semu. Sebuah kehidupan yang penuh ide, namun gagal berkembang karena ketidak mampuan. Satu dunia di antara dua dunia yang nyata dan berlawanan.

Dan hidup di antara diri dan nya terjalin satu jembatan kehidupan.
Diri ini merasa asing, kehidupannya membawaku pada dimensi ketiadaan. Satu dimensi kosong yang membuat diri meraba keadaan yang terlalu hebat.
Seketika itu juga, ketika jingga hampir musnah termakan merahnya langit, diri ini merasa tak pantas dengannya. Diri ini tak berdaya oleh masa lalunya.
Apa yang harus dipelajari dari masa lalunya adalah berlawanan dengan kemampuan diri.

Seketika setelah langit merah berubah geLap, diri ini merasa kosong. Sakit di hati sejadi-jadinya merasuk.
Teringat semua tentang masa lalunya :
Ternyata aku tidak cukup tahu, dan tidak cukup mampu.

Untuk menghadirkan masa lalu kehadapannya sungguh diri ini tak mampu. Tak cukup tahu, tak cukup mampu untuk tahu, dan tidak tahu bila diri cukup mampu.
Seandainya mampu, diri tetap tak mau. Karena inilah adanya :
Aku adalah aku.
Seorang utuh apa adanya seperti sekarang ini. Seorang diri yang tak mampu dan tak mau untuk menjadi seorang yang mampu bangkitkan kebahagiaan lalumu.
Bangun, mimpi itu telah berlalu.
Jadikan aku sebagai aku.
Jangan kamu impikan aku seperti masa lalumu.

Aku tak menyesal tak cukup tahu, karena aku tak mau.
Namun aku menyesal, seandainya aku tak mampu : Menghentikanmu mencari kebahagiaanmu yang telah lalu.

Bangun. Jangan bermimpi terus...

Mengatur Hidup Seseorang

Saat kita menjelekkan sesuatu, atau seseorang. Sadarlah bahwa kita sedang menjelekkan diri kita sendiri.

Manusia banyak yang berpikir bahwa mereka adalah penentu dari kehidupan banyak orang. He.. kalau masalah itu gue juga pernah ngalamin. Gimana rasanya jadi orang egois yang bener-bener pengen banget campur tangan ke kehidupan orang lain. enggak usah sebut merk, tapi seenggaknya gue sadar saat dia ngomong bahwa kehidupan yang dia jalani adalah tanggung jawab penuh dari dirinya sendiri.
Dan seketika itu juga gue sadar, sebanyak dan sepaham apapun gue tentang sesuatu atau tentang kehidupan seseorang. Kehidupan adalah hak mutlak bagi si pemilik untuk menentukan arah dari apa yang ia jalani. Memang manusia terkadang merasa paling tahu dan merasa paling mengerti tentang kehidupan seseorang, tetapi apa yang kita tahu dan mengerti itu tetap bukanlah kehidupan kita sendiri. Sehingga apapun yang kita tahu dan mengerti tidak akan pernah sama dengan pengetahuan dan pengertian seseorang itu sendiri.
Cara memengaruhi seseorang untuk menyamakan persepsi tentang sesuatu, adalah satu cara yang handal untuk meneruskan maksud hati untuk mendikte kehidupan seseorang. Tetapi saat pengaruh dari apa yang kita tahu dan mengerti menemui titik nadir kematiannya, tidak sedikit orang yang tidak mampu menahan keegoisannya dan menggunakan berbagai cara, meski cara terjelek sekalipun, untuk tetap memiliki andil dalam kehidupan seseorang.
Untuk menjadi seseorang yang tidak diinginkan memang berat. Namun akan menjadi lebih berat lagi saat kita menjadi orang yang tidak diinginkan dan tetap egois untuk menjadi seseorang yang diinginkan. Kalau untuk masalah ini, biasanya adalah orang yang dicintai.
Namun cinta bukanlah sumber dari semua kekuasaan yang ada di dunia ini. Cinta tidak dapat membuat seorang anak menuruti semua kehendak orang tuanya bukan? Padahal orang tua adalah seseorang yang paling mencintai anaknya, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya (menurut versi mereka), tetapi dengan cinta yang telah teruji ketulusannya, dengan pengetahuan, dan pengertian yang dimiliki orang tua. mereka tetap tidak dapat memaksakan seorang anak untuk benar-benar menjadi seseorang yang mereka mau.

Contoh sederhana :

Seorang Ibu yang mencintai anaknya menginginkan seorang anak sulungnya untuk menjadi pegawai negeri, tetapi anaknya bersikeras untuk menjadi seorang musisi. Berbagai cara dilakukan oleh sang ibu untuk anaknya menjauhi dunia musik. Salah satunya adalah menjelek-jelekkan dunia musik.
‘dunia musik itu identik sama narkoba, seks bebas, dan kehidupan malam. Apalagi kalau dunia artis, semua orang itu dipaksa untuk munafik.’ Jelas sang Ibu kepada anak sulungnya.

Seorang ibu itu tidak salah. Tidak pernah salah. Karena ia melakukan hal tersebut memang sepengetahuannya. Terlebih latar belakang dari sang ibu menjelek-jelekkan dunia musik adalah karena ia mencintai anaknya dan ingin anaknya hidup bahagia tanpa harus mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkan.
Tetapi anak sulungnya adalah seorang anak yang berpikir dan keras. Ia tidak menginginkan status sebagai pegawai negeri. Bukan karena masa depan yang dijanjikan tidak cerah, tetapi memang hatinya bukanlah pada kerja yang mengabdi tanpa batas. Hatinya adalah bebas, ia masih merasa bahwa hidup ini adalah hidup yang harus melahirkan kreatifitas. Bebas.
Dan musik adalah jalan hidupnya. Alhasil, anak sulungnya menekuni bidang musik tanpa dukungan dari orang tuanya. Dan dengan cinta, orang tua tidak memiliki cukup alasan untuk mengatur kehidupan anaknya. Karena secinta atau sesayang apapun orang tua, kehidupan seorang manusia adalah tetap hal yang paling prinsipil yang tak boleh (seharusnya) untuk diatur secara mutlak.
Orang tua hanya dapat mengarahkan anak-anak yang mereka sayangi dengan masukan-masukan, dengan wejangan-wejangan mereka. Selepas itu semua, anak jualah yang menentukan.
Dan seorang anak sulung yang menentang kehendak orang tuanya, berhasil membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh orang tuanya adalah sesuatu yang menjadi pelajaran baginya.
‘Dunia musik yang dikenal orang memang seperti yang ibu katakan, tapi setidaknya dunia musik yang saya kenal sekarang tidak tampak seperti yang ibu katakan.’

Sudah seharusnya sang Ibu menerima apa yang menjadi pilihan anaknya. Bahwa apa yang beliau inginkan tidak dapat terlaksana. Dan seharusnya dengan cinta yang beliau miliki, beliau patut untuk tenang. Karena seorang anak yang ia sayangi telah menemukan satu dunia yang ia yakini baik. Meski di kepala sang Ibu dunia musik masih sama seperti apa yang ada di kepalanya.

*

Mampukah kita untuk menerima?

Kita selalu mengatas namakan cinta dan kepedulian untuk menguasai hidup seseorang yang kita sayangi. Padahal jalan untuk menguasai kehidupan seseorang dengan apapun alasannya tetaplah satu tindakan yang egois. Tindakan yang salah. Karena manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing.
“aku takut nanti kamu kenapa-kenapa… aku kan jadi khawatir terus…” begitu ucap seseorang yang mencintai seseorang lainnya.
Ketakutan dan kekhawatiran adalah salah satu hasil dari rasa cinta. Termasuk juga rasa sakit karena kehilangan. Semua itu adalah konsekuensi dari mencintai. Apabila kita hanya ingin menghindari konsekuensi dengan mengekang kehidupan seseorang dan mengatur semua apa yang ada. Bukankah itu menandakan betapa egoisnya kita?


Mulailah menerima apa yang mungkin terjadi. Mulailah menerima keputusan seseorang, mulailah untuk rela melepaskan sesuatu, dan mulailah untuk hidup pada kehidupan kita sendiri. Karena secinta apapun kita kepada seseorang, kita tetaplah manusia-manusia yang memiliki kehidupan dan keinginan yang berbeda. Mungkin bisa menjadi satu, tetapi disaat perbedaan muncul dan tidak dapat disatukan, mulailah menerima perbedaan itu sebagai perbedaan yang indah.
Manusia menjadi besar karena dapat bertanggung jawab atas apa yang ia pilih. Manusia menjadi dewasa karena menjalani apa yang telah ia pelajari. Manusia menjadi kuat saat mereka percaya kepada dirinya.
Manusia menjadi kerdil saat ia tidak bertanggung jawab atas hidupnya dan lebih memilih menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi. Manusia menjadi kecil karena tidak belajar dari apa yang pernah ia lalui, dan manusia menjadi lemah saat mereka tidak pernah percaya kepada dirinya sendiri.
“Hidup gue ancur karena lo ninggalin gue! Gue kecewa karena lo kaya’ gitu. Gue mau mati aja!” ucap seorang depresi yang ditinggalin pacar.

Semua itu bukan salah siapa-siapa. Pacar/orang yang kita sayangi adalah motivasi tambahan. Motivasi yang sesungguhnya lahir dari kepercayaan diri. Di saat kita lemah, adalah di saat diri kita berusaha menyalahkan orang lain atas ketidak mampuan kita.
Memang wajar bila kita menjadi lemah saat ditinggalkan seseorang yang kita sayang, tetapi menjadi tidak wajar bila kelemahan itu terus berlanjut dan berlarut. Karena kita selalu memiliki banyak jalan untuk menjadi kuat dan menjadi diri kita yang seutuhnya.
Saat kita menjelekkan sesuatu, atau seseorang. Sadarlah bahwa kita sedang menjelekkan diri kita sendiri.
Saat kita menyalahkan orang lain atas apa yang kita cari sendiri, sadarlah bahwa kita sedang menyalahkan diri kita sendiri.
Saat kita pernah melukai hati seseorang, sadarlah suatu saat kita akan merasakan hati kita dilukai.
Tidak semua hal yang kita anggap baik juga dianggap baik oleh orang lain. Begitu juga sebaliknya. Semua adalah relatif, ketidak baikan sewaktu-waktu dapat berubah, begitu juga dengan kebaikan. Manusia adalah makhluk penun lika-liku dan intrik. Seperti kebaikan dan kesempuraan. Sesungguhnya manusia bukanlah makhluk yang dapat dipercaya, karena hanya Tuhan yang dapat dipercaya secara total..
(Tapi bukan berarti kita enggak boleh percaya sama orang. He..)

Cukup sekian dari saya semoga dapat memberikan manfaat bagi anda semua, maaf apabila saya mengganggu perjalanan bapak dan ibu sekalian, namun saya hanya mencari rejeki dari apa yang saya lakukan ini. (lho? Ini kok kayak pengamen di bis sih?!!!)